Di dunia, kita diperintah oleh Allah SWT untuk mencari ilmu sejak kita lahir sampai masuk liang lahat. Dan dgn ilmu, kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Quran Digital

Assalamu'alaikum wr.wb !Terima kasih adalah kata yang bisa saya ucapkan kepada karena telah berkunjung ke Blog ini. Dan jika Blog ini dapat memberi tambahan ilmu, jangan lupa untuk berkunjung lagi ke Blog "Berbagi Ilmu" ini ya !

MENSYUKURI NIKMAT UMUR UNTUK MENGGAPAI KESELAMATAN DUNIA AKHERAT


A da kenikmatan yang patut kita syukuri, yakni: Pertama nikmat umur, Bahwa dengan kita hidup berarti saat itu kenikmatan umur masih dikucurkan Allah pada kita kenikmatan umur tersebut hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin dengan cara memperpadat “Amal Shaleh” sesuai dengan Sunnatullahnya umur itu sendiri. Disaat muda, dewasa, dan tua renta, tentu memiliki kemampuan memperpadat amal sholeh secara berbeda-beda. Dan semuanya pasti akan kita tuai hasilnya di akhirat ( Innaka kadikhun Ila Robbika Kadkhan Famulaqi).

Panjang pendeknya umur, tentu bukanlah jaminan akan keselamatan ukhrowi kita. Sebab, keselamatan ukhrowi sangat ditentukan oleh “USAHA” taat kita selama masih di dunia.


Mutiara Kata

Kesedihan dalam urusan dunia dapat menggelapkan hati.
Sedangkan kesedihan dalam urusan Akhirat bisa menerangi hati.


Keselamatan yang kita inginkan, Tentunya keselamatan dunia dan keselamatan akhirat, sebagaimana do’a kita “Robbanaa atina fiddunya Khasanah Wafil akhiroti khasana” yang artinya Ya Allah berilah kebaikan pada kami di dunia ini, dan berilah kebaikan kami di akherat kelak. Dan untuk 2 keselamatan tersebut itulah kemudian Allah SWT menurunkan aturan-aturan untuk menggapai-menggapai keselamatan tersebut. Semua aturan tersebut ada dalam Al-Qur’an, Karena itu untuk selamat orang hanya mempelajari dan mempraktekkan apa yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri. Tapi itu bisa dipastikan akan celaka. Untuk itu mari kita ingatkan semua orang dengan Al-Qur’an agar dapat menggapai keselamatan Dunia Akhirat.



LEMBUT HATI MENGUNDANG SIMPATI

Pesona pribadi Nabi yang ramah, lembut tanpa menyiratkan kelemahan, santun tanpa mengurangi ketegasan, kiranya menjadi daya tarik manusia untuk mengikuti dakwahnya. Karena kelembutannya, masing-masing sahabat mengira sebagai orang yang paling dekat dengan Nabi. Amru Bin Ash contohnya. Terdorong oleh rasa penasaran, sekaligus harapan dan dugaan sebagai sahabat terdekat Nabi, beliau pernah bertanya, “ Wahai Rasullah, siapakah orang yang paling Anda cintai?” Nabi menjawab , “Aisyah!” Beliau belum merasa kecewa, karena masih ada harapan orang pertama yang dicintai Nabi dari golongan laki-laki. “Dari kaum lelaki?” tanyanya. Beliau menjawab,”Bapaknya Aisyah!” Amru menyahut, “Kemudian siapa lagi?” Nabi menjawab, “Umar!” Amru melanjutkan pertanyaannya dan Nabi menjawab dengan beberapa nama sahabat, sedangkan namanya belum disebut juga. Padahal ia merasa sebagai orang yang dekat dan sangat diperhatikan oleh Nabi. Akhirnya beliaupun berhenti bertanya karena khawatir kecewa jika ternyata beliau berada di urutan terakhir.
“Dari kaum lelaki?” tanyanya. Beliau menjawab,”Bapaknya Aisyah!” Amru menyahut, “Kemudian siapa lagi?” Nabi menjawab, “Umar!” Amru melanjutkan pertanyaannya dan Nabi menjawab dengan beberapa nama sahabat, sedangkan namanya belum disebut juga. Padahal ia merasa sebagai orang yang dekat dan sangat diperhatikan oleh Nabi. Akhirnya beliaupun berhenti bertanya karena khawatir kecewa jika ternyata beliau berada di urutan terakhir.

Itulah Rasulullah, yang kelembutannya disebutkan oleh Allah. Segala urusan akan menjadi indah selagi sifat lembut menyertainya. Sebaliknya, tanpa kelembutan, segala urusan menjadi runyam.

Sifat lembut dan santun, ramah dan tak mudah marah tak hanya membuata manusia simpati kepadanya, tapi Allah juga akan mencintainya. Tentu, yang dimaksud sifat lembut itu adalah kelembutan yang tidak mengandung unsur kelemahan, dan santun yang tidak menghilangkan ketegasan.

Hubungan suami istri akan harmonis ketika ada kelembutan. Rasa sakinah akan hadir dalam keluarga ketika kelembutan dan sikap santun menjadi perhiasannya.

Rakyat juga lebih tenteram dan merasa aman memiliki pemimpin yang lembut, tidak kasar dan semena-mena.

Akan halnya dengan orang-orang yang bersikap kasar dan tak peduli dengan perasaan orang lain, niscaya urusannya serba sulit. Jika jadi da’i, tak banyak orang yang bersimpati. Jika jadi suami, tak akan disayang istri. Jika menjadi bapak, tak bisa dibanggakan anak. Jika menjadi pemimpin, rakyat akan berharap ia lengser dengan segera. Wallahu’alam

NASIHAH


“ Umar R.A berkata bahwa lautan itu ada empat : hawa nafsu adalah lautan dosa, nafsu adalah lautan syahwat, kematian adalah lautan umur, dan perkuburan adalah lautan penyesalan.”

“Empat nikmat yang tidak diketahui oleh banyak orang: istri cantik nan bertakwa, rumah yang luas, rejeki yang cukup, dan tetangga yang shalih.”

“Tak ada kata menyerah untuk hidup, tiada kata lelah untuk beramal.”

“Bersama air mata ada senyuman, bersama duka ada kegembiraan, bersama bencana ada karunia, dan bersama ujian ada kemenangan.”

“Hati adalah wadah rahasia, bibir adalah gemboknya, sedangkan lisan adalah kuncinya. Hendaknya setiap orang menjaga kunci rahasianya.”

“Tiada ketenangan dan ketentraman kecuali hati yang selalu bersyukur, lisan yang lepas dari dzikir, tubuh yang senantiasa bersabar saat kuat maupun lemah.”

0 Response to " "

Posting Komentar