Di dunia, kita diperintah oleh Allah SWT untuk mencari ilmu sejak kita lahir sampai masuk liang lahat. Dan dgn ilmu, kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Quran Digital

Assalamu'alaikum wr.wb !Terima kasih adalah kata yang bisa saya ucapkan kepada karena telah berkunjung ke Blog ini. Dan jika Blog ini dapat memberi tambahan ilmu, jangan lupa untuk berkunjung lagi ke Blog "Berbagi Ilmu" ini ya !

MENSYUKURI NIKMAT UMUR UNTUK MENGGAPAI KESELAMATAN DUNIA AKHERAT


A da kenikmatan yang patut kita syukuri, yakni: Pertama nikmat umur, Bahwa dengan kita hidup berarti saat itu kenikmatan umur masih dikucurkan Allah pada kita kenikmatan umur tersebut hendaknya kita manfaatkan sebaik mungkin dengan cara memperpadat “Amal Shaleh” sesuai dengan Sunnatullahnya umur itu sendiri. Disaat muda, dewasa, dan tua renta, tentu memiliki kemampuan memperpadat amal sholeh secara berbeda-beda. Dan semuanya pasti akan kita tuai hasilnya di akhirat ( Innaka kadikhun Ila Robbika Kadkhan Famulaqi).

Panjang pendeknya umur, tentu bukanlah jaminan akan keselamatan ukhrowi kita. Sebab, keselamatan ukhrowi sangat ditentukan oleh “USAHA” taat kita selama masih di dunia.


Mutiara Kata

Kesedihan dalam urusan dunia dapat menggelapkan hati.
Sedangkan kesedihan dalam urusan Akhirat bisa menerangi hati.


Keselamatan yang kita inginkan, Tentunya keselamatan dunia dan keselamatan akhirat, sebagaimana do’a kita “Robbanaa atina fiddunya Khasanah Wafil akhiroti khasana” yang artinya Ya Allah berilah kebaikan pada kami di dunia ini, dan berilah kebaikan kami di akherat kelak. Dan untuk 2 keselamatan tersebut itulah kemudian Allah SWT menurunkan aturan-aturan untuk menggapai-menggapai keselamatan tersebut. Semua aturan tersebut ada dalam Al-Qur’an, Karena itu untuk selamat orang hanya mempelajari dan mempraktekkan apa yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri. Tapi itu bisa dipastikan akan celaka. Untuk itu mari kita ingatkan semua orang dengan Al-Qur’an agar dapat menggapai keselamatan Dunia Akhirat.



LEMBUT HATI MENGUNDANG SIMPATI

Pesona pribadi Nabi yang ramah, lembut tanpa menyiratkan kelemahan, santun tanpa mengurangi ketegasan, kiranya menjadi daya tarik manusia untuk mengikuti dakwahnya. Karena kelembutannya, masing-masing sahabat mengira sebagai orang yang paling dekat dengan Nabi. Amru Bin Ash contohnya. Terdorong oleh rasa penasaran, sekaligus harapan dan dugaan sebagai sahabat terdekat Nabi, beliau pernah bertanya, “ Wahai Rasullah, siapakah orang yang paling Anda cintai?” Nabi menjawab , “Aisyah!” Beliau belum merasa kecewa, karena masih ada harapan orang pertama yang dicintai Nabi dari golongan laki-laki. “Dari kaum lelaki?” tanyanya. Beliau menjawab,”Bapaknya Aisyah!” Amru menyahut, “Kemudian siapa lagi?” Nabi menjawab, “Umar!” Amru melanjutkan pertanyaannya dan Nabi menjawab dengan beberapa nama sahabat, sedangkan namanya belum disebut juga. Padahal ia merasa sebagai orang yang dekat dan sangat diperhatikan oleh Nabi. Akhirnya beliaupun berhenti bertanya karena khawatir kecewa jika ternyata beliau berada di urutan terakhir.
“Dari kaum lelaki?” tanyanya. Beliau menjawab,”Bapaknya Aisyah!” Amru menyahut, “Kemudian siapa lagi?” Nabi menjawab, “Umar!” Amru melanjutkan pertanyaannya dan Nabi menjawab dengan beberapa nama sahabat, sedangkan namanya belum disebut juga. Padahal ia merasa sebagai orang yang dekat dan sangat diperhatikan oleh Nabi. Akhirnya beliaupun berhenti bertanya karena khawatir kecewa jika ternyata beliau berada di urutan terakhir.

Itulah Rasulullah, yang kelembutannya disebutkan oleh Allah. Segala urusan akan menjadi indah selagi sifat lembut menyertainya. Sebaliknya, tanpa kelembutan, segala urusan menjadi runyam.

Sifat lembut dan santun, ramah dan tak mudah marah tak hanya membuata manusia simpati kepadanya, tapi Allah juga akan mencintainya. Tentu, yang dimaksud sifat lembut itu adalah kelembutan yang tidak mengandung unsur kelemahan, dan santun yang tidak menghilangkan ketegasan.

Hubungan suami istri akan harmonis ketika ada kelembutan. Rasa sakinah akan hadir dalam keluarga ketika kelembutan dan sikap santun menjadi perhiasannya.

Rakyat juga lebih tenteram dan merasa aman memiliki pemimpin yang lembut, tidak kasar dan semena-mena.

Akan halnya dengan orang-orang yang bersikap kasar dan tak peduli dengan perasaan orang lain, niscaya urusannya serba sulit. Jika jadi da’i, tak banyak orang yang bersimpati. Jika jadi suami, tak akan disayang istri. Jika menjadi bapak, tak bisa dibanggakan anak. Jika menjadi pemimpin, rakyat akan berharap ia lengser dengan segera. Wallahu’alam

NASIHAH


“ Umar R.A berkata bahwa lautan itu ada empat : hawa nafsu adalah lautan dosa, nafsu adalah lautan syahwat, kematian adalah lautan umur, dan perkuburan adalah lautan penyesalan.”

“Empat nikmat yang tidak diketahui oleh banyak orang: istri cantik nan bertakwa, rumah yang luas, rejeki yang cukup, dan tetangga yang shalih.”

“Tak ada kata menyerah untuk hidup, tiada kata lelah untuk beramal.”

“Bersama air mata ada senyuman, bersama duka ada kegembiraan, bersama bencana ada karunia, dan bersama ujian ada kemenangan.”

“Hati adalah wadah rahasia, bibir adalah gemboknya, sedangkan lisan adalah kuncinya. Hendaknya setiap orang menjaga kunci rahasianya.”

“Tiada ketenangan dan ketentraman kecuali hati yang selalu bersyukur, lisan yang lepas dari dzikir, tubuh yang senantiasa bersabar saat kuat maupun lemah.”
Selengkapnya...

APA ARTI DIBALIK APA YANG SEKARANG TERJADI?

D unia saat ini boleh dikata telah gelap. Dalam arti penghuni kehidupan dunia saat ini. Sesungguhnya telah tidak mampu lagi memberi jawaban atas apa yang sekarang terjadi. Sehingga yang ada di lubuh hati paling dalam adalah “bertanya” dalam diri sendiri, “ada apa ini?” atau “Apa arti dari semua peristiwa ini?” dan ragam pertanyaan sejenis itu.

Seakan kemudian ingat firman Allah SWT dalam surat Al-Zilzilah ayat 1-3 yang artinya “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya : “Mengapa bumi jadi begini?”

Sebenarnya apa yang terjadi “mengeraskan” mengandung muatan yang sejajar dengan tingkah laku maksiat yang juga “mengenaskan” diri manusia sebagai makhluk yang berakal. Jika demikian, tentu berlaku rumusan, bahwa hilangnya maksiat adalah kunci penutup bagi terjadinya tragedi yang mengenaskan.

Untuk itulah, berikut ayat-ayat Allah SWT yang layak kita renungkan bersama, untuk modal memutuskan tentang apa yang seharusnya kita lakukan.

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja berencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. .Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari ( akibat ) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( ke jalan yang benar ).

Dan sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih berat (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali ( ke jalan yang benar ). Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari pada-Nya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.

Dan barang siapa berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka. Kamipun, membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.

(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Hai orang-orang yang beriman, berfikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.

Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya).

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga. yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal. (Yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.

Wal hasil ada apa yang terjadi, yang manusia sendiri sesungguhnya telah tidak mampu lagi memberi jawaban kecuali “TAKDIR ALAM”, adalah mengandung peringatan bahwa Allah SWT Maha Kuasa dan apa yang dikemukakan dalam Al-Qur’an sebagai firman-Nya adalah BENAR. Sehingga hanya YANG BENAR sajalah yang wajib DITAATI (Bukan yang selain Allah). Waallahu A’lam
Selengkapnya...

MUALLAF MENGGUGAT SELAMATAN


P ada saat ini kita menyimak hikmah dari hidayah Allah yang diberikan kepada seseorang. Siapa dia? Beliau adalah H. Abdul Aziz asal agama beliau adalah hindu yang taat. Seluruh saudara dan keluarganya juga beragama hindu. Akan tetapi dengan perjalanan hidup beliau Allah merubah menjadi dan masuk agama Islam.

Ketika masih agama hindu, beliau tingkatannya sebagai Romo Surugih, kalau di Yogya seperti istilahnya Ustad setelah tingkat Romo Pimandika yaitu ulamanya. Dan termasuk tim pemurtad yang mengajak Umat Islam masuk agama hindu. Sasaran hindu adalah umat islam Cuma punya KTP saja. Tetapi perjalanan dakwahnya banyak tantangan sehingga kendala tersebut diadukan kepada Romo Pamandika. Dia menganjurkan agar dia mengilmu ilmu untuk penyempurna ilmu Yoga samadi dengan memakai ilmu Mantram Traybagam. Barang siapa yang bisa mengerjakan ilmu tersebut dia akan mempunyai kekuatan supernatural yang bisa menyembuhkan orang sakit, gelisah jadi tenang. Ritual yang harus dilakukan puasa 7 hari 7 malam. Setelah beliau lakukan puasa tersebut ada guncangan dan ujian dan cobaan yang dia hadapi. Dari akhir puasa itu harapan / keyakinan untuk bertemu Tuhan, ternyata Tuhan itu tidak muncul, akan tetapi muncul suara Takbir dan ditolak dengan mantram Trybagam ternyata tidak hilang malah semakin keras suara takbir. Akhirnya puasa dibatalkan dengan kondisi lemah.Setelah muncul hikmah dengan mantap dia masuk Islam dan belajar Al-Qur’an dan Assunnah.

Dari cerita diatas bahwa kita harus ambil hikmah. Umat Islam yang sudah Islam dari kecil tetapi belum banyak mengamalkan ajaran Islam. Tetapi dia baru sebentar langsung yakin bahwa agama yang benar adalah agama islam.

Di dalam surat Al-Baqarah ayat 120 Allah berfirman, yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Ayat diatas menjelaskan agama Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepada Islam sebelum umat Islam masuk agama Yahudi. Asal mula agama hindu dimulai sungai lembah Hindus Peradaban, sungai di India dari kata Sanskerta. Pada tahun 1500 bangsa Arya menguasai bangsa Inggris. Bangsa Arya juga disebut bangsa Simit. Bangsa Simit adalah orang Yahudi ialah Pakai Kasta. Maka terciptalah kitab Rikwada. Itu sekilas bahwa agama hindu pecahan dari agama Yahudi.

Tantangan umat Islam saat ini adalah dari internal umat Islam belum bersatu. Dan dari Eksternal umat Islam digoncang dan dirusak melalui aqidah, budaya, pemikiran. Yang paling harus orang Yahudi ialah merusak Islam melalui (Bid’ah, khurofat, dan tahayul). Berangkat kebencian yahudi agar umat islam jauh dari syareat Islam. Apa kita gak sadar? Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 70 yang artinya:

Mereka berkata: “Mohonlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).”

Kita boleh meniru-niru agama orang lain karena kita punya pedoman yaitu Al-Qur’an dan Assunnah.


KHATIMAH (PENUTUP)

Sesungguhnya Islam adalah ad-dien yang sempurna. Islam disebut ad-dien oleh karena di dalamnya berisikan tentang aturan-aturan yang mengatur umatnya dalam beribadah karena Allah dan mengatur dalam kaitannya sesama manusia.

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamabagimu. (Q.S. Al-Maidah (5) : 3)

Karena itu tidaklah perlu umat islam mencari ad-dien (aturan-aturan) selain Islam. Karena peringatan Allah SWT,

“Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam. (Q.S. Al-Imron (3) : 19)

Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S Ali Imran (3) :85)

Termasuk dalam hal ini adalah cara bershadaqah yang benar sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah SWT. Umat Islam tidak perlu membuat aturan-aturan baru yang sebenarnya didalam Al-Qur’an dan as-sunnah sudah ada. Anggapan tidak ada atau belum adanya aturan-aturan itu hanya semata-mata karena umat ini belum mengkaji ajaran agama Islam secara tuntas dan utuh (masih persia), bukan karena memang tidak ada.

Andaikan tidakpun, para ulama telah bersepakat untuk melakukan upaya penggalian secara mendalam dengan penuh kehati-hatian agar tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang kemudian dikenal dengan ijma dan qiyas.

Untuk sampai pada amalan yang benar sudah saatnya umat ini kembali membuka dan mengkaji dua warisan Rasulullah saw, yaitu Al-Qur’an dan as-sunnah.

Dari malik bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Telah aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kalian tidak akan sesat selama kamu berpegang kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnah nabinya. ‘(Imam Malik al Muwaththa’,1395)

103. Katakanlah: “Apakah akan kami beeritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. 105. Mereka itu orang-orang yang Telah Kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka pada hari kiamat. 106. Demikianlah balasan mereka itu neraka jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok. 107. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Q.S. Al-Kahfi (18) : 103-107)

Kelak, sangatlah besar resikonya disisi Allah, orang yang beramal hanya dengan mengikuti kebanyakan orang dan tidak berdasar pada tuntunan Allah dan Rasul. Allah mengingatkan bahaya beramal dengan tidak berdasar pada aturan Allah dan Rasul.

116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). 107. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Al-An’am (6) : 116-117)

Di akhirat mereka akan menyesal karena pendengaran, penglihatan dan hati serta akal fikirannya akan dimintai pertanggungjawaban.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyaipengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya. (QS. Al-Isra’ (17) : 36)

9. Mereka menjawab: “Benar ada”, Sesungguhnya tellah datang kepada kami seorsng pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan : “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”. 10. Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. 11. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. 12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Mulk (67) : 9-12)

Akhirnya, semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Selengkapnya...

SARANA BERTAMBAHNYA IMAN

K ewajiban kita untuk mempertahankan iman itu hal yang lumrah. Tapi untuk berkurangnya iman pada seseorang itu hal yang naïf. Kenapa? Agar kita tidak merugi dan menyesal kita selalu menambah iman pada setiap saat dan waktu. Bagaimana caranya iman itu bertambah. Ada pertanyaan yang mendasar yang perlu kita renungkan.

Dari mana kita berasal?
Siapa yang membawa kita ke dunia?
Untuk apa kita hadir di dunia?
Setelah ini mau kemana?

Beberapa pertanyaan di atas, menggambarkan bahwa menjadi sarana bertambah imannya pada seorang hamba. Kalau tidak direnungkan, akibatnya bisa menjadi hamba yang lalai dan meremehkan hidup.



Sebagian orang berkata: “sesungguhnya ada saat-saat yang melintas pada hati jika ahli surga berada dalam suasana seperti itu, maka sungguh mereka benar-benar berada dalam kehidupan yang menyenangkan.” Dia adalah masa-masa jernihnya iman dan bersihnya jiwa dari noda-noda maksiat dan kesalahan. Barang siapa memperhatikan masa-masa singkat ini maka dia akan mengetahui hakikat sebua keimanan. Sesungguhnya seorang hamba dengan amalnya akan sampai pada nilai kebahagiaan dan keluhuran, karena manisnya iman dan benarnya keyakinan yang dia rasakan. Dan sesungguhnya dia juga akan sampai pada tingkatan kesengsaraan dan kesukaran karena sedikitnya imandan lemahnya keyakinan, karenanya berbagai maksiat dan kesalahan.



Sungguh, Hanzhalah RA telah merasakan hakikat ini – yaitu hakikat berbolak baliknya iman, antara bertambah dan berkurangnya iman yang mengikuti berubahnya kondisi seorang hamba. Berkatalah Hanzhalah RA; “subhanallah apa yang kamu katakan?” Hanzhalah RA menjawab; “kita di sisi Rasulullah diingatkan dengan surga dan neraka, seakan-akan kita meliatnya dengan mata kepala. Dan setelah kita keluar dari hadapan Rasulullah, kita bergaul dengan istri dan anak-anak serta segala urusan kehidupan, kita banyak lupa.” Abu bakar RA berkata: “demi Allah kita juga mengalami hal yang serupa.” Kemudian Hanzhalah dan Abu Bakar RA berangkat hingga keduanya tiba di hadapan Rasulullah SAW. Maka Hanzhalah berkata: “hanzhalah munafik, wahai Rasulullah!” maka Beliau bertanya: “apa itu?” maka hanzhalah menjawab: “wahai Rasulullah, kita itu dihadapan anda, anda memperingatkan kami dengan surga dan neraka seolah-olah hal itu terlihat di hadapan mata, akan tetapi apabila kita keluar dari hadapan anda dan bergaul dengan istri, anak-anak dan segala urusan kehidupan, kita banyak lupa.” Maka Rasulullah bersabda: “Demi Allah, yang jiwaku ada di tangan-Nya! Seandainya kamu dapat melanggengkan kondisi (keimanan) yang kamu rasakan ketika kamu ada di hadapanku dan di dalam dzikir niscaya malaikat akan menjabat tanganmu di atas tempat tidurmu dan di perjalananmu. Akan tetapi, wahai hanzhalah sesaat dan sesaat.” Beliau mengulang 3 kali. (HR. Muslim)



Perhatikan gambaran Nabi SAW terhadap keimanan sebagian pelaku kemaksiatan ketika melakukan kemaksiatan, Nabi SAW bersabda: “Tidaklah berzina seorang pezina ketika berzina ia dalam keadaan beriman, dan tidaklah meminum khamr saat meminumnya sedang ia dalam keadaan beriman, dan tidaklah mencuri saat ia melakukan mencuri ketika dia dalam keadaan beriman, dan tidaklah merampas rampasan yang manusia menyaksikannya saat ia merampasnya ketika ia dalam keadaan beriman.” (Muttafaqun Alaih)



Sesungguhnya penafian keimanan mereka oleh Nabi SAW – sekalipun para ulama telah berkata bahwa yang dimksud disini adalah penafian kesempurnaan iman, dan bukabn penafian pokok iman – menggambarkan sebuah tingkatan kejatuhan iman saat maksiat dilakukan. Hingga tidak lagi efektif di dalam melarang pelakunya dari kemungkaran, dan mendorongnya untuk berbuat kebaikan, seakan-akan iman tidak ada wujudnya.



Semua itu menunjukkan kepada kita tentang hakikat iman, yaitu bahwasannya iman bukanlah sebuah perkara yang konstan (tetap, tidak berubah) yang tidak akan berkurang. Bahkan iman itu adalah perkara yang menerima tambahan jika seorang hamba datang dengan membawa sebab-sebab tambahnya iman, dan juga menerima pengurangan, bahkan iman akan hilang sama sekali jika seorang hamba datang dengan membawa pembatal-pembatalnya. Al- Qur’an telah menjelaskan hakikat ini – yaitu hakikat bertambah dan berkurangnya iman – dalam banyak ayat hingga menjelaskan bahwa iman adalah merupakan hadiah Rabbani, dan anugerah yang wajib di jaga dengan menjauhi apa-apa yang menguranginya dari berbagai perbuatan maksiat atau dari perbuatan dan ucapan kufur yang bisa menghilangkan-nya.



Diantara ayat tersebut adalah firman Allah SWT : “Dia-lah yang tela menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)”. (QS. Al- Fath : 4)



Dan firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al -Anfal:2)



Adapun dalam hadist, maka sangat banyak, dintaranya sabda Nabi SAW. “Barang siapa diantara kamu melihat satu kemungkaran maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka dengan lisannya dan jika tidak sanggup (juga) maka dengan hatinya. Dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)



Dan sabda Nabi SAW juga : “orang-orang mukmin yang sempurna keimanannya adalah ia yang paling baik akhlak mereka.” (HR. Ahmad dan At Turmudzi dan dia menshahihkan-nya dan dishahihkan ole Al-Abani dalam Shahihul Jami’)



Al-Hulaimin berkata: “sabda ini menunjukkan bagusnya akhlak adalah iman , dan bahwa ketiadaannya adalah berkurangnya iman, dan bahwa orang-orang mukmin berebeda-beda keimanan mereka, maka sebagian merek lebih sempurna keimanannya dari sebagian yang lainnya.



Maka jelaslah dengan ini semua, bahwa bertambah dan berkurangnya iman tidaklah datang secara serampangan tanpa sebab secara tiba-tiba. Akan tetapi bertambah dan berkurangnya iman itu disebabkan oleh berbagai sebab. Ketaatan adalah sebab bertambah-nya iman, sedang maksiat adalah sebab berkuangnya iman. Dan ini adalah perkara yang dirasakan oleh jiwa seorang muslim. Seorang muslim ketika berada dalam shalatnya yang khusyu’ berbeda dengan keadaannya ketika melakkan perbuatan duniawi, apalagi ketika ia melakukan maksiat (AR)*
Selengkapnya...

REALITA UMAT ISLAM SEBAGAIMANA DIBERITAKAN NABI SAW


"S udah dekat umat-umat selain islam untuk berkumpul untuk menghadapi kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang makan menghadapi bejana makanannya” lalu seorang bertanya: “apakah kami pada saat itu sedikit?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan kalian pada saat itu banyak akan tetapi kalian itu seperti buih banjir, dan Allah akan menghilangkan dari diri musuh-musuh kalian rasa takut terhadap kaliandan menimpakan kepada hati-hati kalian wahn”, lalu seorang bertanya lagi: “wahai Rasulullah apa wahn itu?” Beliau menjawab : “Cinta dunia dan takut mati(sunnah Abu Dawud no 4297 dan Al-Bani berkata Shahih)


1). Musuh-musuh senantiasa memata-matai pertumbuhan umat isalam dan negaranya, karena mereka mengetahui bahwa wahn sudah menjalar pada umat islam. Bahkan hal ini sudah mereka lakukan sejak umat islam dalam kondisi sangat kuat, yaitu di bawah kepemimpinan Rasulullah.

2). Musuh-musuh islam bersekongkol dan berkonspirasi untuk menjajah umat islam.

3). Negeri-negeri kaum muslimin adalah sumber keberkahan, yang memikat orang-orang kafir untuk menguasainya, dimana negeri islam di umpamakan seperti tanpa yang berisi makanan, yang orang-orang kafir menguasainya.

4). Musuh-musuh islam mencaplok keberkahan negeri-negeri islam. Mereka mencuri kekayaannya dengan mudah sekali tanpa ada penentangan yang berarti.

5). Musuh-musuh islam tidak takut lagi kepada kaum muslimin. Karena kewibawaan kaum muslimin telah hilang. Padahal sebelumnya mereka begitu sangat ketakutan kepada kaum muslimin. Sebagaimana firman Allah QS . Ali-Imron 51: yang artinya “Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanm, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”.

6). Kekuatan kaum muslimin bukanlah pada jumlah umatnya yang banyak, tentaranya yang kuat dan persenjataannya yang lengkap tetapi pada aqidah dan manhajnya. Kita bisa melihat pada pernyataan Allah SWT tentan perang Hunain. “Sesunguhnya Allah telah menolong kamu (Hai para mu’minin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunaian, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-cerai”. (QS. At-Taubah 25)



“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan Bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir, dan demikian pembalasan kepada orang-orang yang kafir”. (QS. At-Taubah 26)



“Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesunguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai . maka siapa diantara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa oran diantara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang beriman bersama dia menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah meminum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak denga izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 249)



7). Kaum muslimin mudah di ombang-ambingkan oleh musuh-musuh islam, dimana Nabi mengibaratkan sebagai Buihnya banjir. Mari melihat sifat-sifat buihnya banjir:

- Buih senantiasa terbawa oleh gelombangnya banjir. Demikian juga umat islam senantiasa terbawa oleh arus gelombangnya kuffar.

- Buih merupakan sampah, tidak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Demikian juga kaum muslimin, tidak bisa menjalankan perannya sebagai umat yang mulia dan tinggi.

- Buih yang dibawa oleh banjir, merupakan campuran dari berbagai macam kotoran. Demikian juga pemikiran-pemikiran kaum muslimin telah tersususpu berbagai pemikiran-pemikiran sesat dan menyimpang karena mengadopsi dari sumber-sumber selain Al-Qur’an dan Hadist.

- Buih tidak mampu menentukan arahnya sendiri. Demikian juga kaum muslimin sering kali terperosok ke dalam lubang yang digalinya sendiri karena tidak mengetahui langkah-langkah dan program-program yang telah digariskan oleh musuh-musuh islam.



8). Kaum muslimin telah menjadikan urusan dunia sebagai prioritasnya dan mengabaikan akhirat, sehingga mereka benar-benar mencintai duni dan tidak mempersiapkan bekal untuk kematian.

Itulah keadaan kaum muslimin betapa mereka terperosok jauh ke dasar jurang setelah sebelumnya berjaya di permukaan bumi. Kaum muslimin tidak akan kembali jaya keciuli dengan kembali pada ajaran agamanya secara utuh dan untuk bisa beragama secara benar kita harus mengikuti pemahaman generasi terbaik, yaitu Al-Qur’an al-mufadldlalah: para sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.



Beberapa sebab lain yang dijelaskan oleh hadist Nabawiyah

Dari Ibnu Umar, meriwayatkan dari Nabi, beliauu bersabda : “Bagaimana keadaan kalian apabila terjadi 5 perkara pada diri kalian, aku berlindung kepada Allah hal itu akan terjadi pada kalian, atau kalian mendapatinya: 1. tidaklah fahisyah (kekejian) muncul pada suatu kaum, yang mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul sebagai wabah dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka. 2. tidaklah suatu kaum mencegah (enggan membayar) zakat, melainkan mereka akan dicegah dari turunnya hujan dari langit, dan jika bukan karena binatang ternak niscaya hujan itu tidak akan diturunkan. 3. tidaklah suatu kaum berbuat curang pada timbangan dan takaran jual beli, melainkan mereka di adzab dengan paceklik, kesusahan hidup dan kezhaliman penguasa. 4. tidaklah para pemimpin mereka berhukum dengan selain apa yang diturunkan Allah, melainkan Allah akan menjadikan musuh menguasai mereka, lalu merampas sebagian yang ada dari apa yang ada di tangan mereka.(4) 5. Dan tidaklah mereka meninggalkan kitabullah dan sunnah nabinya melainkan Allah menjadikan perselisihan diantara mereka. (5)” (Shahih Jami’ush Shagir 4/103 No.4119

Selengkapnya...

HATI-HATI DENGAN BAHAN MAKANAN TAMBAHAN MAKANAN YANG BERBAHAYA


Kondisi di lapangan
S aat ini dipasaran masih banyak terdapat bahan-bahan tambahan makanan berbahaya pada sejumlah produk pangan olahan industri rumah tangga dan industri kecil. Hal itu terjadi karena kurangnya wawasan pengusaha terdapat keamanan pangan (Food safety).
Banyak contoh pelanggaran telah terjadi di lapangan. Sebagai wujud ketidaktahuan akan resiko bahaya yang tersembunyi dibalik tindakan tersebut. Beberapa saat yang lalu, malahan ada pedagang ikan asin yang menyemprotkan obat pembasmi serangga (nyamuk) ke ikan-ikan asin dagangannya dengan tujuan agar dagangannya tidak dikerubungi lalat. Akhirnya, zat beracun obat nyamuk tersebut malahan menempel pada ikan asinnya.
Praktisi di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa kali menemukan produk-produk seperti sirup, mie, tahu, bakso, mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti : pengawet berbahaya (benzoat, formalin, dll), pengenyal buatan (borak,dll), pewarna berbahaya (Rhodamin-B, Methanyl Yellow,dll), dan bahan tambahan lain dengan dosis yang berlebihan.
Secara kasat mata memang agak sulit untuk menentukan apakah produk pangan olahan yang ditemukan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak. Apalagi bila dosisnya sangat sedikit. Akan tetapi, apabila dosisnya cukup banyak, maka kita bisa mengetahuinya dari penampilan luar yang nampak nyata (penampilan visual).

Dasar Hukum Pelarangan :
Untuk menjaga kesehatan manusia, maka ada beberapa regulasi pemerintah yang mengatur hal ini, seperti :
1.) Undang-undang Pangan No. 8 TAHUN 1999, tentang perlindungan Konsumen.
2.) Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 208/Menkes/Per/IV/85, tentang Pemanis Buatan. Pemanis Buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes (sakit gula) dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu : aspartame, Na-sakarin, Na-siklamat, dan sorbotol.
3.) Peraturan pemerintah No. 72 Tahun 1998, tentang pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
4.) Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999, tentang Label dan Iklan Pangan. Macam-macam Bahan Kimia Berbahaya :
Bahan kimia yang digunakan sebagai tambahan makanan yang dikategorikan berbahaya diantaranya adalah sebagai berikut :
1.) Pengawet Berbahaya
Biasanya terdapat dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak), dll.
2.) Pewarna Buatan
Biasanya terdapat dalam bentuk : pewarna merah Rhodamin-B, pewarna kuning Methanyl Yellow, dlll.
3.) Pemanis Buatan
Biasanya terdapat dalam bentuk : Na (sodium) - Saccharine (sakarin), Na- Cyclamate (siklamat), aspartame, sorbitol, dll.


Dampak Negatif Bagi Kesehatan Manusia :
Terdapat banyak efek (dampak) negatif penyalahgunaan (kontaminasi) bahan kimia berbahaya yang dipakai sebagai bahan tambahan pangan. Diantara efek negatif yang sering muncul adalah :
1. Keracunan, mulai ringan hingga mati.
2. Kanker, seperti kanker leher rahim, paru-paru, payudara, prostat, otak, dll.
3. Kejang-kejang, mulai tremor hingga berat.
4. Kegagalan peredaran darah (gangguan fungsi jantung, otak, reproduksi, endokrin)
5. Gejala lain, seperti : muntah-muntah, diare berlendir, depresi, gangguan syaraf, dll.
6. Gangguan berat, seperti : kencing darah, muntah darah, kejang-kejang, dll.

Makanan Yang Mengandung Babi
Skema Manfaat Dan Penggunaan Babi
-LEMAK
* Lemak & gliserin : Softdrink, bahan kosmetik (facial, hand & body lotion), sabun, dll.
* Emulsifier : Lesitin, E471, dll.
* Lard (lemak babi) : pengempuk dan pelezat rerotian & coklat.
* Minyak : penyedapa makanan.
* Bahan starter Vetsin (kasus Ajinomoto)

-BULU
* Bahan kuas (BRISTLE) : kuas roti, kuas cat tembok, kuas lukis.
Laporan Biro Pusat Statistik (2002) : Periode Januari - Juni 2001, Indonesia mengimpor boar bristle & pig/boar hair sejumlah 282,983 ton (senilai 1.713.3309 US $)
Bulu Kuas : Plastik atau bulu babi? Ambil 1 helai, bakar! Bagaimana baunya? Bila baunya sama dengan bau rambut/kuku binatang terbakar, maka itu adalah bulu binatang (bau protein keratin)

-DAGING
* Sumber protein hewani yang murah (lebih murah dari daging sapi) dan tersedia di pasaran.
* Daging babi empuk, serat halus, dan rasanya lezat.
* Dapat dipakai sebagai campuaran bakso, siomay, bakmi goreng, dll.

-KOTORAN
* Pupuk tanaman apel di Jepang (bertanggung jawab pada warna merah kulit)
* Pupuk sayuran (Batturaden, dll).

-TULANG
* Industri pariwisata : patung, dll
* Industri makanan/minuman : arang tulang sebagai filter penyaring air mineral
* Industri obat : gelatin sebagai bahan soft capsule
* Industri pertukangan : bahan lem, dll

-ORGAN DALAM
* Transplantasi : ginjal, hati, jantung
* Plasenta : Kosmetika (facial, hand & body lotion), sabun, dll.
* Enzim, pankreatin, pepsin, dll.

-KULIT
* Industri kulit (leather handicrafts) : tas, sepatu, dompet, dll.
* Makanan : Krecek dan kikil
Selengkapnya...

BERMAULID . . . ? ? ?

D alam pandangan awam, bermaulid nabi seakan dikesankan sebagai “penyempurna” dan bahkan “kewajiban” dalam beragama. Jangan marah, sekali lagi memang seperti itulah orang awam memandang Maulid Nabi, betapapun gelar yang dipundaknya adalah intelek, guru, gus, kyai, ustadz, ataupun gelar-gelar yang lain.

Beda halnya dengan pandangan umat Islam yang tercerahkan. Mereka biasanya memandang tradisi Maulud Nabi adalah tradisi yang memiliki muatan kesejahterahan umat Islam. Adalah Abu Said Al-Mudhofar (ipar dari Salahudin Al Ayyubi yang memiliki gagasan cemerlang dalam rangka membangkitkan semangat jihad umat Islam yang saat itu sedang dalam “bidikan” perang salib, dan bahkan Mongolia. Terasalah oleh beliau, bahwa umat telah mulai terjangkit penyakit wahn yakni cinta dunia dan takut menyongsong kematian.

Demi “penyelamatan” begitulah kira-kira bahasanya, maka Al-Mudhofar berinisiatif untuk menempuh cara yang dapat diharapkan akan mampu membangkitkan semangat juang dari umat Islam. Maka diadakanlah “lomba” membedah sejarah pahit getir dan manisnya perjalanan hidup Nabi besar Muhammad SAW. Konon, kitab yang dikarang oleh Az Ziba’I (yang selanjutnya dikenal dengan kitab dzibak) adalah termasuk karya yang masuk nominasi dalam lomba tersebut (yang pada gilirannya kitab tersebut ternyata telah disalah artikan oleh sebagian umat Islam Indonesia, sehingga dengan kitab itu sama sekali tidak menumbuhkan juang li’laikulimatillah).

Biasanya, dari sudut pandang kesejarahan inilah kalangan umat Islam yang tercerahkan menatap tradisi bermaulid nabi. Sehingga ada kalangan yang memaknai maulid nabi dengan tetap menjunjung tinggi “tujuan kesejarahannya”. Yakni diharapkan akan “TUMBUHNYA SEMANGAT JUANG DARI UMAT ISLAM TERHADAP KEBENARAN AGAMANYA”Untuk itu ragam strategi dirancang dan diujicobakan, dimulai dari membedah kuluhuran Nabi dari sisi kelahirannya prilaku sosialnya, prilaku politiknya, prilaku ubudiyahnya, muamalahnya, dan bahkan prinsip aqidahnya. Kadang juga dibedah kepurnaan ajaran pewahyuan Allah atas Nabi melalui Al-Maidah ayat 3 juga riwayat tetesan air mata beliau saat mendengar bacaan Ibnu Mas’ud atas surat An-Nisa’ ayat 41. Prinsip syahadahpun ditebar agar dikenal oleh umat Islam melalui terminologi jihad. Penghargaan atas para syuhadak hingga keluhuran-keluhuran lainnya sebagaimana dalam surat Ali Imron ayat 169-173. Konsep siasah dan atau kenegaraanpun tidak ketinggalan juga dikabarkan agar dikenal oleh umat Islam. Konsep ukhrowipun demikian adanya. Dan ragam strategi lainnya.

Tetapi apakah hasilnya……? Untuk sementara lagi-lagi kita harus berucap bahwa, tradisi makanan dalam nuansa bermaulid di Indonesia ternyata masih begitu kokoh. Para pemandu “makanan” dalam bermaulid nabi, masih kuat bertengger di menara gading keawaman umat ini. dan birokrasi “makanan” masih begitu digjaya.

Tetapi lagi-lagi kita memang masih harus bertahan, bahwa perjuangan untuk kembali pada Al-Qur’an dan As Sunnah belumlah selesai. Jalan terjal masih……..terjal di depan mata. Liku-liku tajam perjuangan masih harus kita hadapi dengan hati-hati. Dan ini tidak berakhir, meski banyak kalangan yang belum bisa menyukai sebagaimana Allah berfirman yang Artinya: “Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci”. (Q.S As – Shof ayat 9)

Terakhir, mari kita renungkan firman Allah yang artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi (Muhammad SAW) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurot dan Injil di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”.





Apa kewajiban seorang pemimpin :


1. Kekuatan ilmu dan kekuatan jasmani.

Tipe pemimpin yang Allah kehendaki adalah orang yang diberi oleh Allah dengan kekuatan ilmu kepemimpinan dan kekuatan jasmani, kedua kekuatan ini ialah sebagai sarana pendukung, keberanian dan kepeloporan serta kemampuan menggalang rakyat kepada kebaikan. sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh : 247)

2. Kekuatan, keyakinan dan kesabaran

Kaum Mukminin akan mencapai derajat tertinggi dalam agamanya adalah derajat kepemimpinan yang selevel dengan derajat para Shiddiqin bila mereka itu, sabar dalam membekali dirinya dengan ilmu agama dan sabar dalam beramal yang mencapai keyakinan yang kuat. Firman Allah yang artinya : “Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.” (Q.S. As Sajadah : 24)

3. Bertanggung jawab terhadap nasib penderitaan ummatnya dengan mempelopori perjuangan perbaikan nasib rakyat.

4. Bersungguh-sungguh dalam membangkitkan semangat rakyat untuk berbuat kebaikan serta mencegah dan membahas segala bentuk kemungkaran. Allah berfirman surat Al Hajj ayat 40-41.

5. Menyayangi ummatnya dan selalu mendo’akan kebaikan bagi ummatnya. “Dari Auf Bin Malik dari Rosulullah SAW bersabda : Sebaik-baik pemimpin kalian ialah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Dia mendo’akan kebaikan kalian dan kalian mendo’akan-nya dengan kebaikan. Sejelek-jelek pemimpin kalian ialah yang kalian membencinya dan ia membenci kalian. Kalian mengutuk nya dan ia mengutuk kalian. (H.R. Muslim dalam shohihnya Kitabul Imaroh).

Itulah kriteria pemimpin dalam Al-Qur’an dan Al Hadist. Kita sebagai ummat Muhammad selayaknya-lah kita harus berusaha menjadi pemimpin yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya. Wallahu ‘Alam Bishawab.

Selengkapnya...